Bencana kehidupan Sang Pelangi Karya Rani J.
Bencana kehidupan Sang Pelangi
Karya Rani J.
Hari itu berjalan dengan baik, pelangi masih menjalani hari harinya dengan bekerja. Tidak lupa pelangi selalu bahagia.
Siang hari pelangi pulang sejenak ke rumah untuk memasak. Walau dia pekerja keras dia juga tak lupa bahwa dia juga ibu dan seorang istri yang harus ada dan selalu sehat dirumah dalam kondisi apapun.
Bayi mungil berusia 4 bulan itu tersenyum bahagia mendengar suara pelangi. Sambil menggendong anaknya, pelangi juga memasak di dapur dengan di temani bayi mungilnya itu.
Seperti biasanya dia juga masak untuk di antar ke sekolah anak tertuanya sebagai makan siang si kakak.
Waktu tak terasa sudah menunjukan pukul 11.00 wib, pelangi bergegas mengantarkan makan siang anaknya. setelah itu melanjutkan pekerjaannya di rumah.
Sore itu terlihat baik baik saja, cuaca mendung tanda akan hujan. Tapi tak menyangka suasana hati pelangi berubah drastis melihat lakon suaminya. Suaminya bersikap aneh dan mengomel sepanjang waktu sore. Tak tahu apa yang terjadi, apa karena lelah dengan pekerjaan atau yang lainnya.
Kondisi kamar hening tanpa suara menandakan tak ada komunikasi antara mereka berdua.
Tiba tiba saja pelangi emosi dan mengatakan sesuatu. "kenapa diam, apa salahku? Jika terus begini tinggalkan saja aku sendiri dan jangan pernah kembali jika hanya pandai mengomel saja" Kata pelangi dengan suara lantang.
"Aku lelah tak bisa berubah, aku benci dengan diriku" Jawab suaminya.
"Jika tak ingin berubah, tinggalkan semua yang kau sayangi dan hiduplah dengan dirimu sendiri" Jawab pelangi
"Aku lepaskan, aku lepaskan" Gerutu suaminya
Pelangi diam dan tahu semua tidak baik baik saja. Karena di awal pernikahan tak seperti ini.
Itu di mulai dari lima tahun yang lalu dimana suaminya ketahuan melakukan kesalahan yang tak bisa dia maafkan hingga saat ini. sehingga pelangi muak dengan keadaan dan hanya menjalani hari harinya layaknya orang biasa yang menutupi segala hal buruk.
Hari itu seakan bom meledak dari kepalanya dan dengan yakin dia akan melepas segala yang telah dia perjuangkan selama ini.
Waktu yang tak sebentar, bunga yang dulu mekar dan harum kini telah layu tak di siram. Tak bisa lagi dipertahankan, hanya sisa duri duri yang tertancap di tangkainya.
Ungkapan apa yang benar, pelangi sudah tak tahu harus apa, bagaimana lagi gumamnya.
Dio suaminya pergi menuju ke arah pelangi, pelangi berharap tak lagi ada kata kata yang menyakitkan dari bibir suaminya itu.
Pelangi hanya bisa diam pergi meninggal kan Dio dan kedua anaknya untuk melepas beban di Hatinya. Rasa kecewa itu mulai besar dan tak bisa lagi dia tahan. Sehingga pelangi memutuskan jalan terbaik untuk kebahagian semuanya.
sebulan kemudian mereka memutuskan untuk berpisah dan menjaga anak anak mereka dengan cara yang berbeda.
Ini kebahagian yang tak sesuai realita pelangi. Tapi Allah Maha baik dan memberikan jalan, mereka kini bisa mempersatukan ego walau tak lagi bersama sebagai suami istri.
Komentar